FREEDOM
Part:1
The Storm
Badai yang terjadi pada malam itu
adalah badai terbesar yang pernah terjadi di lautan, akibat badai tersebut
seekor lumba-lumba yang sedang terluka
terbawa arus ke arah sungai yang luas, lumba-lumba yang terluka itu
tidak bisa melawan arus karena luka di siripnya membuatnya sulit untuk melawan
arus.
Akhirnya
lumba-lumba itu menyerah untuk tidak melawan arus dan memilih terbawa arus kea
rah sungai, dia semakin melemah karena mulai kehabisan darah akibat luka yang
di deritanya, penglihatannya mulai memudar, tapi samar-samar dia mendengar
sebuah suara “Hey bertahanlah!”, dia tidak sadarkan diri setelah mendengar
suara tersebut.
Keesokan
harinya dia tersadar, dia melihat siripnya yang luka dan melihat darahnya sudah
berhenti keluar, di sebelahnya terdapat beberapa ikan kecil yang sudah mati
untuk menjadi makanannya, dia bertanya-tanya siapa yang melakukan ini semua dan
berpikir apakah dia sudah mati.
“Kau
sudah sadar rupanya, kau tidak apa-apa?” lumba-lumba tersebut kembali mendengar
suara yang memanggilnya, dia melihat seekor lumba-lumba memiliki warna tubuh
merah muda. “Kau siapa?, apa yang terjadi” “Kau pingsan akibat badai semalam,
bagaimana kondisimu?” Tanya lumba-lumba merah muda tersebut.
“Aku
sudah merasa lebih baik, kau siapa?” “Namaku Pink, kau siapa? Dan kenapa bisa
sampai kesini?” “Blue, entahlah aku tidak begitu ingat yang terjadi, aku hanya
ingat aku kehabisan tenaga dan tidak sadarkan diri” “Tidak usah dipaksakan”
jawab Pink “Kau tau arah menuju laut, aku harus kembali kesana” “Laut?, iya aku
tau jalannya gimana kalau kita berenang bersama?” “Baiklah” jawab Blue.
Mereka
memutuskan untuk berenang kelaut bersama-sama, Pink menjelaskan kepada Blue
kalau sungai ini tidak aman dan sangat berbahaya.
Tidak
terasa sudah 2 hari mereka berenang dan langit menunjukan sisi gelapnya, petir
mulai menyambar dan hujan deras mulai terjadi, arus sungai yang sebelumnya
ternang mendadak berubah menjadi deras dan berbahaya, Pink dan Blue berenang
melawan arus sungai yang sangat deras agar dapat menuju ke lautan.
“Blue
bagaimana siripmu?, kau bisa melanjutkannya?” Tanya Pink tentang sirip Blue
yang masih terluka “Aku tidak apa-apa Pink, tetap lanjutkan perjalanan!”
“Jangan memaksakan di….” Belum selesai berbicara tiba-tiba rahang buaya muncul dan
berusaha menerkam Pink.
“Pink
awas!” “Aaaaaahhhh” Pink berhasil menghindar dan hanya mengalami luka gores
akibat taring buaya “Hahahaha Blue lihatkan aku berhasil menghindarinya!” Ucap
Pink yang berhasil menghindari rahang buaya, tapi tiba-tiba ada ekor buaya yang
menyambar Pink dari samping, Pink tidak dapat menghindar dan terkena hantaman
ekor buaya tersebut. “Piiinnnkkk….!!!” Pink tidak sadarkan diri dan menabrak
Blue.
Blue
terbawa arus sungai dan tidak dapat berenang karena kesulitan menahan Pink yang
tidak sadarkan diri, “BRAAAKKK” Tubuh Blue menghantam batu dan seketika tidak
sadarkan diri. Tidak berapa lama, Pink mulai sadar dan melihat kalau di
sekeliling mereka sudah banyak buaya yang mengitari mereka.
“Hahahaha
makan malam hari ini sangat special 2 ikan lumba-lumba yang tidak berdaya, aku
dengar dari salah satu ikan Hiu kalau daging mereka sangatlah manis” teriak
salah satu buaya yang ingin memakan mereka, Pink melihat Blue yang masih tidak
sadarkan diri.
“Blue
bangunlah, kita dalam bahaya!” Pink berusaha memanggil Blue yang tetap tidak
sadarkan diri. “Lihat bos aku mendapatkan makanan yang sangat berharga malam
ini” ucap buaya yang membawa Blue dan Pink tersebut, tiba-tiba keluar seekor
buaya yang sangat besar dari semak belukar di sekitar sungai.
“Bagus
kalian makanlah yang betina, biar aku yang memakan yang jantan” perintah
pemimpin para buaya tersebut, “Woohooo baiklah bos!” teriak semua buaya, “Blue
cepatlah bangun, kalau tidak kita berdua akan mati!” teriak Pink kepada Blue
yang masih tidak sadarkan diri.
“Hahahaha
selamat makan!” pemimpin buaya tersebut bersiap memakan Blue, “Pink kau berisik
sekali!” Blue tersadar dan langsung menghantam tubuh pemimpin buaya tersebut ke
arah batu sungai yang cukup tajam, Hantaman tubuh Blue ke pimimpin buaya
menyebabkan dia terpental dan tertusuk batu “Aaakkhh..!!!” pemimpin buaya itu
seketika mati dengan rahang yang tertusuk batu.
“Booossss!!!”
teriak buaya yang lain, “Pink ayo cepat pergi dari sini!” teriak Blue mengajak
Pink keluar dari sarang buaya itu. “Kau pembunuh tidak akan kubiarkan kalian
pergi!” 5 ekor buaya mengejar 2 ekor lumba-lumba yang pergi meninggalkan sarang
buaya yang kelaparan.
“Blue
apa yang kau lakukan tadi?!” “Pink kita tidak akan selamat kalau aku tak
melakukannya!” “Apa kita bisa selamat dari kejaran 5 buaya, kita hanya berdua
Blue!” “Aku punya sebuah ide di depan ada bendungan berang-berang kan?” “Iya
Blue”, Blue memiliki sebuah ide untuk menghindari kejaran buaya-buaya tersebut.
“Kali
ini kalian tidak akan lolos lagi dasar ikan sialan!” “Kubunuh kau ikan sialan
karena membunuh pemimpin kami!” teriak buaya-buaya tersebut, “Hmmph kalian
tidak bisa membunuh dan memakan kalau tidak bisa menangkap kita!” jawab Blue
“Aaarrgh lumba-lumba brengsek!”.
Blue
dan Pink berenang dengan kecepatan penuh, diikuti oleh 5 ekor buaya di belakang
mereka, “Pink sebelum kita menabrak bendungan itu, kita berhenti di sela-sela
akar pohon dan jangan mengurangi kecepatan berenang kita!” “Blue apa yang mau
kamu lakuin?” “Sudah lihat saja, tunggu aba-abaku, mengerti?!”.
“Hahahaha
apa kalian sudah menyerah dan ingin bunuh diri dengan melompat ke sisi lain
dari bendungan berang-berang?, baguslah itu akan memudahkan kita untuk memakan
kalian!” teriak salah satu buaya yang mengejar mereka, “Pink sekarang!”
tiba-tiba Blue dan Pink berhenti di sela-sela akar pohon.
“Apa..!!!”
buaya-buaya tersebut tidak sempat berhenti dan “BRAAAKK” mereka menabrak
bendungan berang-berang hingga jebol, arus menjadi deras akibat hancurnya
bendungan yang dibuat berang-berang, buaya-buaya tersebut terbawa arus hingga
akhirnya menghilang terbawa arus.
“Blue
kita selamat…” ucap Pink yang mulai kelelahan “Pink…” “Iya Blue?” “Aku sudah
ingat penyebab aku terdampar disini” Blue mulai bercerita tentang penyebab dia
terdampar di sungai tersebut, Pink terkejut apa yang diceritakan oleh Blue.
“Jadi
karena itu aku terjebak disini dan pasukan Mermaid yang membuat luka di siripku
ini, aku harus kembali untuk mengalahkan Cracken dan menyelamatkan kotaku Coral
City” Pink terdiam sejenak “Oleh karena itu Pink di laut sangat berbahaya kau
mungkin bisa terbunuh kalau ikut bersamaku” Pink tetap diam.
“Baiklah
Pink aku akan melanjutkan ini sendiri, Pink kau berhati-hatilah dan jaga
dirimu, terima kasih untuk semuanya dan maaf membuatmu kerepotan selama ini,
selamat tinggal” Blue mulai berenang menjauh dari Pink “Apa Cuma itu alasanmu
Blue?!” Pink tiba-tiba berteriak “Pink?” “Apa Cuma karena berbahaya kau
seenaknya meninggalkanku disini sendiri?, apa kau tidak berpikir apa yang sudah
kita lewatin bersama-sama?”.
“Pink
kau…” “Aku tidak peduli apa itu berbahaya atau tidak, apa itu mengancam nyawaku
atau tidak, selama aku bersamamu aku tetap ikut Blue!” Blue terdiam mendengar
perkataan Pink “Blue izinkan aku tetap bersamamu sampai kapanpun!” “Pink aku…”
“Sudah Blue kau tidak perlu menjawabnya” Blue kembali ke sisi Pink, disisi lain
Blue sangat senang tapi disisi lain dia tidak ingin sesuatu terjadi kepada
Pink.
Mereka
beristirahat sebelum melanjutkan perjalan kembali. Keesokan paginya mereka
berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, 3 hari mereka melakukan
perjalan dan akhirnya tiba di hilir sungai “Blue kita sudah sampai di hilir
sungai, laut sudah dekat” “Baiklah setelah ini akan sangat berbahaya Pink,
belum terlambat untuk merubah keputusan…” “Bodoh aku tidak akan merubah
keputusanku” “Baiklah Pink keputusan ada di tanganmu” Blue dan Pink berenang
melewati hilir sungai.
Tidak
berapa lama sebuah pemandangan biru membentang luas di depan mereka, itu adalah
lautan, Blue berhasil kembali ke lautan dan ditemani oleh Pink “Pink selamat
datang di lautan” Pink tidak bisa berkata apa-apa karena ini pertama kalinya
dia berenang ke lautan, “Baiklah Pink kita sekarang menuju Coral City, mulai
dari sini aku yang menunjukan jalannya” “Baiklah Blue, aku penasaran dengan
Coral City” “Itu kota yang indah Pink tapi sebelum diserang oleh pasukan
Mermaid”.
Mereka
berenang ke dalam lautan, Pink sangat kagum dengan lautan dia melihat banyak
terumbu karang dan ikan-ikan kecil, sesekali Pink melompat di permukaan air,
“Hahahaha Pink bagaimana menurutmu lautan?” “Sangat indah Blue” “Walaupun indah
lautan juga sangat berbahaya” “Iya aku sudah mendengarnya Blue, kita harus
melindungi keindahan ini” “Kau benar Pink kita harus melindunginya”.
Tidak
terasa hari sudah mulai gelap dan mereka memutuskan untuk beristirahat di dalam
sebuah goa yang cukup luas sebelum keesokan harinya melanjutkan perjalanan
menuju Coral City, “Pink besok pagi kita akan melanjutkan perjalanan dan siang
hari kita akan tiba di Coral City, jadi kita istirahat dulu disini” “Baiklah
Blue aku juga kelelahan karena berenang seharian, selamat malam Blue” “Selamat
malam Pink”.
Pink
yang tertidur lebih awal, tapi Blue terus terjaga karena keesokan harinya dia
akan tiba di Coral City, dia tidak tau apa yang sudah terjadi di Coral City
selama dia terdampar di sungai, “Cracken kau akan kubunuh…”.
Keesokan
harinya mereka melanjutkan perjalanan, Blue terus terdiam selama perjalanan
menuju Coral City, Pink mulai khawatir dengan sikap Blue yang tiba-tiba menjadi
diam “Blue kau tidak apa-apa?” “Aku tidak apa-apa Pink” jawab Blue dengan nada
datar, Pink sangat khawatir melihat kondisi Blue, dia melihat mata Blue dan
merasakan kemarahan dari Blue.
Akhirnya
mereka sampai di gerbang Coral City, gerbang besar yang terbuat dari terumbu
karang berwarna warni hancur berkeping-keping, Blue berenang melewati gerbang
Coral City dan diikuti oleh Pink. “Apa yang sudah terjadi disini?” Blue
terkejut dengan Coral City yang sudah hancur “Blue…” “CRAAACCKEEEEEENNNN aku
akan membunuhmu..!!!!”.
Coral
City sudah hancur akibat serangan dari pasukan Mermaid pimpinan Cracken, tidak
ada tanda-tanda kehidupan dari Coral City yang ada hanyalah bangkai dari
ikan-ikan penduduk Coral City yang terbunuh oleh pasukan Mermaid. Blue dan Pink
mencari tanda kehidupan di reruntuhan Coral City…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar